FAKTANEWS.ONLINE, KONAWE-- Desa Muara Sampara, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, telah mengalami abrasi sejak 6 tahun lalu. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh gangguan keseimbangan alam daerah pantai.

Sejak 6 tahun lalu abrasi atau pengikisan pantai Desa Muara Sampara diakibatkan oleh aktivitas tambang Nikel di Desa Morosi, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe.

50 tahun bermukim di pantai Desa Muara Sampara, tidak pernah sedikit pun mengalami abrasi. Tapi ketika smelter Nikel hadir, beberapa aliran kali ditutup, inilah yang menjadi penyebab peningkatan arus air dan pengikisan pantai,” kata Kepala Desa Muara Sampara, Suherman.

Saat ini" Lanjut ucap Suherman, 43 rumah telah tenggelam, kerugian ditaksir miliaran rupiah. Minggu lalu 2 rumah yang tenggelam, proses abrasi lebih cepat dari sebelumnya dan kemarin satu lagi, kami takutkan desa yang sejak Nenek moyang kami bermukim di muara Sampara ini, akan hilang akibat Abrasi yang di sebabkan dua Perusahaan Nikel yang beroperasi di desa morosi.

“Rumah yang ditempati selama puluhan tahun harus ditinggalkan, setengah badan rumah telah tenggelam. Tidak mungkin lagi bisa ditempati, bisa membahayakan nyawa keluarga,” ucap salah seorang warga muara Sampara, Basrin M, sambil tersedu-sedu membongkar bangunan rumahnya yang tenggelam.

Masyarakat yang jumlahnya 553 jiwa dan 135 KK terancam kehilangan tanah. Mereka juga terancam kehilangan sejarah di tanah kelahiran sendiri.

Sebelum ada tambang masuk di Morosi, beberapa aliran sungai/kali belum ditutup. Konsentrasi air terpecah, jadi kalau hujan keras atau pun air pasang dari laut, tidak pernah ada abrasi selama puluhan tahun.

Ketika Perusahaan tambang Nikel ini hadir, beberapa aliran kali ditutup, dimana yang menjadi sebab peningkatan arus menuju muara.

Desa muara Sampara ini Pak berada,  ujung dari aliran sungai Konaweha dan Rawa Aopa, kalau konsentrasi air kali ditutup, membahayakan desa ini.jelasnya"

Akibat peningkatan arus air sungai yang tidak terpecah, menjadi penyebab abrasi ini terjadi. Peningkatan pengikisan pantai terjadi lebih dari 6 tahun. Tapi semenjak intensitas hujan tinggi belakangan ini, menjadi penyebab arus air dari kali Konaweha dan Rawa Aopa menjadi meningkat.

“Abrasi saat ini jauh lebih cepat dari sebelumnya. Dulu 10 meter per tahun dalam pengikisan pinggir pantai, sekarang perubahannya 1 bulan saja hujan sudah 5 meter masuk mengikis badan rumah, ini berbahaya sekali,” ujar seorang warga, Ebit

Ditempat yang sama saat Media Faktanews ingin Mewawancarai Humas Perusahaan tambang Nikel yang kebetulan berada di Desa Muara Sampara, BAHAR mengatakan minta maaf jangan mi saya na itumi saja temanku, kalau mauki tanya tanya, sambil menunjuk ke salah satu Humas Ihsan amar.

Namun sungguh di Sayangkan Kelas Perusahaan ternama itu memiliki Karyawan Hubungan masyarakat (HUMAS) yang menurut kami belum menguasai public speaking Dimana proses penyampaian pidato didepan publik atau komunikasj lisan secara efektif dengan melibatkan pendengar (audience)

Ihsan amar dengan lembutnya menjawab pertanyaan media Faktanews saat ingin mewawancarai, Maaf sodaraku kita belum tau ini, tapi nanti saya infokan kita, sembari tersenyum, kami pun enggan terlalu lama berkomunikasi dengan dua karyawan perwakilan masyarakat dan perusahaan.(Ql)