FAKTANEWS.ONLINE,BOJONEGORO - Ada cerita, dua tahun lalu di sebuah pertemuan, Anna Muawanah kepada para ketua partai di Bojonegoro menyatakan ingin maju calon tunggal. Dia meminta semua partai mendukung keinginannya. Dia tidak ingin ada lawan di Pilkada Bojonegoro 2024.


Cerita dua tahun lalu itu ternyata bukan isapan jempol. Usaha borong partai benar dilakukan Anna. Meski PKB, partai Anna sudah mendapat 13 kursi, artinya bisa maju sendiri tanpa koalisi, dia tetap berburu partai lain. Langkah aneh memang.


Akhir April 2024, Anna kepergok mendaftar ke Demokrat, Hanura, PKS, Nasdem, PAN. Konon PDIP, Golkar dan Gerindra sudah dilobby di tingkat atas. Kabarnya PPP juga digerilya Anna. 


Langkah borong partai yang dilakukan Anna diantisipasi Nurul.  Bagai bermain catur putri asli Bojonegoro itu tiba-tiba memutuskan mendaftar lewat jalur independent. Nurul menggandeng Kiai Nafik Sahal.


Nafik Sahal adalah anggota DPRD Bojonegoro aktif dari PKB. Kiai Nafik juga salah satu pengasuh Ponpes At-tanwir. Ponpes terbesar di Bojonegoro. Konon yang menjodohkan mereka adalah Gus Huda ketua MUI sekaligus pengasuh Ponpes Ar-Rosid dan Gus Am, pengasuh ponpes Abu Darrin.


Nurul Azizah-Gus Nafik memang pasangan ideal. Keduanya putra-putri asli Bojonegoro. Keduanya saling melengkapi. Birokrat berprestasi dan legislator tiga periode. Maka hampir semua kiai NU dan pengasuh Ponpes di Bojonegoro mendukung pasangan ini. Relawan mereka juga tersebar di seluruh pelosok Bojonegoro. Relakah Anna ada pasangan lain maju?


Kabarnya dia tersentak dengan langkah duet dua putra asli Bojonegoro ini. Kabarnya dia akan berusaha menggagalkan Mbak Nurul-Gus Nafik yang maju lewat independen itu. Lewat jaringannya di KPU dan Bawaslu, Anna konon berusaha bagaimana caranya pasangan Nurul-Gus Nafik gagal sebagai calon.


Para relawan Nurul-Gus Nafik sudah mengendus upaya penjegalan jagonya. Penyerahan dukungan berupa dokumen fisik sebanyak 75.777 telah diterima KPU. Bahkan dokumen sudah diinput di excel sebanyak 70.000 juga sudah diterima KPU. Hanya saja ketika inpun di Silon dokumen kurang 8 ribu. Sudah sekitar 60 ribu teriput di silon.


Kekurangan input 8 ribu ini yang akan dimainkan Anna di KPU dan Bawaslu. Aplikasi silon yang sebenarnya hanya alat bantu, akan dipakai menggagalkan pencalonan independen? Padahal aplikasi silonlah yang sering error, lelet. Ini jelas bukan kesalahan calon. 


Kita lihat keputusan Bawaslu Bojonegoro. Karena Nurul-Gus Nafik membawa sengketa ini ke Bawaslu. Apakah dukungan riil dari masyarakat berupa bukti fisik dan excel itu dikalahkan oleh alat bantu berupa Silon? Monggo para relawan, simpatisan dan pendukung untuk mengawasi Bawaslu. (Redho)