FAKTANEWS.ONLINE, KONAWE-- Stunting merupakan permasalahan gizi yang mengganggu kualitas anak Indonesia termasuk di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (22/5/2024)

Stunting menyebabkan gagalnya tumbuh kembang pada seorang anak sehingga menimbulkan dampak negatif jangka panjang yang tidak hanya dirasakan anak tetapi juga pada keluarganya.

Pj. Bupati Konawe, Dr. H Harmin Ramba SE,.MM., yang di wakili Asisten III, Ir. H Burhan, M.Si, menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas selama beliau menjabat sebagai Pejabat (Pj) Bupati Konawe Dengan harapan tingkat prevalensi stunting di Kabupaten Konawe dapat turun hingga 14% di tahun 2024 bahkan bisa zero atau nol sehingga bayi yang lahir di tahun 2024 sudah bebas stunting.

Sosialisasi dan kampanye Percepatan penurunan stunting memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk stunting pada pertumbuhan anak. Pengetahuan yang luas tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan yang baik dapat membantu mencegah stunting, sehingga upaya sosialisasi ini sangat relevan dan mendesak.

Maka dari dari itu Pemerintah Kabupaten Konawe melalui Dinas Komunikasi dan informatika ( Kominfo)  bersama Camat sekabupaten Konawe atau yang mewakili menggelar KEGIATAN SOSIALISASI KAMPANYE PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
di Ruang Rapat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) yang dibuka langsung oleh Asisten III, Ir. H Burhan, M.Si,

Dalam sambutan Pejabat Bupati Konawe Dr H Harmin Ramba SE,.MM., yang di wakilkan, Asisten III, Ir. H Burhan, M.Si, Angka  Stunting yang telah menginisiasi kegiatan sosialisasi dan kampanye percepatan penurunan stunting. Langkah ini menandakan komitmen pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Konawe, dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Dukungan penuh dari seluruh OPD Camat dan Team yang telah di bentuk menjadi hal positif dalam menanggulangi stunting.

Burhan menaruh Harapan besar  kepada peserta sosialisasi dan kampanye stunting, yang diharapkan dapat menjadi kader-kader perubahan. Dengan pengetahuan yang diperoleh, diharapkan mereka dapat berperan aktif dalam upaya menurunkan angka stunting di Sulawesi Selatan. Kontribusi mereka sangat diperlukan untuk mencapai target nasional pengurangan stunting hingga 14%.

Lanjut di tempat yang sama Kepala dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Drs.H. Muh. Akib Ras, M.Si yang diwakili Kepala Bidang Informatika Nurlina S.Sos MM., menjelaskan bahwa para peserta yang hadir dapat menjadi agen perubahan di masyarakat. Dengan pemahaman mendalam, mereka bisa mengedukasi dan membimbing orang di sekitarnya untuk memberikan perhatian khusus terhadap gizi anak dan pencegahan stunting.

Selain itu, Nurlina S.Sos MM.,  mengemukakan Pentingnya pengawasan dan perhatian terhadap anak-anak dalam pencegahan stunting perlu diaktualisasikan oleh masyarakat, termasuk peserta sosialisasi. Keterlibatan aktif dalam memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang memadai akan menjadi langkah konkret dalam mewujudkan generasi yang sehat.

Nurlina S.Sos MM.,  juga mengemukakan perlunya pengawasan terhadap kasus perkawinan anak yang menjadi salah satu penyebab lahirnya anak stunting. beliau menggarisbawahi bahwa perlunya edukasi dan kebijakan yang mendukung pencegahan perkawinan anak. Pentingnya memberikan pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan gizi ibu dan anak menjadi langkah awal yang sangat krusial. Edukasi ini bukan hanya terfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesiapan mental untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab.

Terkait pemenuhan gizi anak, Dosen Pengembang Program Studi, Dr. Intan Ria Nirmala, SP, M. Gizi Selaku Narasumber yang juga dosen poltekes kemenkes provinsi sultra mengemukakan Pentingnya pemenuhan gizi dengan pangan lokal diakui sebagai langkah krusial dalam menghindari stunting.

Masyarakat dapat memanfaatkan potensi pangan lokal untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi fokus utama dalam pencegahan stunting. Dengan memberikan perhatian khusus pada periode awal kehidupan anak, kita dapat membentuk dasar pertumbuhan yang sehat untuk masa depan mereka.

Terakhir, menurut Dr. Intan Ria Nirmala, SP, M. Gizi  Sosialisasi dan Kampanye Pecepatan Penurunan stunting di Kabupaten Konawe merupakan langkah proaktif. Diharapkan, melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat akan meningkat, dan langkah-langkah nyata dapat diambil untuk mengatasi stunting secara spesifik.(Ql)